Jumat lalu aku pergi ke Bandung bersama istri dan anakku. Ketika memasuki kota Bandung aku merasa mulai tegang karena jadwalku menyampaikan ceramah tinggal 30 menit lagi, sementara jalanan benar-benar macet. Ini hari Jumat bung, kenapa sudah macet begini? Setelah selesai menyampaikan materi, aku baru bisa berpikir jernih untuk menduga-duga kemacetan. Kongres partai Demokrat! Sepanjang jalan di Bandung banyak bertengger baliho dan spanduk kongres. Yang menarik adalah banyaknya spanduk calon ketua Andi Malaranggeng, seolah menjadi penegasan “kekuatan” AM untuk menjadi pemimpin partai. Iklannya di televisi yang bertubi-tubi memberikan sinyal bahwa dia didukung oleh orang kuat.
Mas Puji, temanku yang memberikan penginapan gratis di rumahnya menyodorkan koran pada keesokan harinya. Di koran lokal itu terpampang AM dengan gambar fullcolor, yang seolah memberikan opini bahwa dia pasti terpilih. Sesungguhnya aku lebih senang kalau AM mengurus olahraga Indonesia yang semakin bikin malu, sama dengan status negeri koruptor, dan negeri teroris.
Tapi sungguh aku terkejut, ketika AM kalah di putaran pertama pemilihan, dan akhirnya Mas Anas yang menjadi ketua partai. Otak detektifku mulai berputar-putar untuk menganalisa misteri itu. Kata istriku, aku mempunyai daya analisa yang mirip Shinichi, tokoh komik detektif Conan kesukaan istriku. Saking demennya terhadap komik Conan, pinjam ke teman yang rumahnya berjarak 7 km dari rumahku pun dilakukan. Pasalnya aku tidak mau membelikannya mengingat kebiasaan istriku yang suka baca kalau sedang duduk di closet. Bisa dibayangkan berapa lama untuk menyelesaikan pengungkapan satu misteri….
Kesimpulanku, kemenangan Mas Anas adalah kemenangan SBY. Tokoh yang satu ini menurutku sangat huebat. Ahli strategi yang terbaik di ASIA. Lha kok bisa kemenangan pak SBY? Bukankah beliau menjagokan AM? Nah itu hebatnya. Banyak komentator dan opini di koran maupun di televisi berbicara dari apa yang dilihat. Tapi Shinichi tidak. Sesungguhnya ini semua berawal dari Pak SBY dan partainya yang ingin membangun citra partai demokrat yang demokratis. Dan beliau berhasil. Kemenangan mas Anas ini memberikan gambaran yang terang seolah-olah dukungan tokoh utama republik ini tidak mematikan demokrasi.
Inilah skenario Shinichi: AM adalah tokoh pengalih perhatian publik. Kemampuannya untuk beriklan menunjukkan dia didukung oleh orang kuat. Baskoro Yudhoyono kabarnya terang-terangan mendukung AM. Jikalau benar dukungan itu dari pak SBY untuk memenangkan AM, pasti AM akan menang. Memenangkan jabatan ketua pertai jauh lebih sederhana daripada memenangkan pemilihan presiden 2009. Memang benar bahwa pak SBY mendukung AM, tetapi itu dukungan semu untuk membangun citra demokratis yang pasti disadari oleh AM, yang memang loyal kepada pak SBY. Anak emas sebenarnya memang Mas Anas. Jadi selamat buat mas Anas. Umur kita memang sama, tapi semua orang tahu Mas Anas lebih hebat. Yang semua orang tidak tahu adalah bahwa aku juga hebat dalam merekayasa cerita… heh heh heh.